Perkembangan teknologi computer (informasi) yang begitu pesat telah
merambah ke berbagai sektor termasuk kesehatan. Meskipun dunia kesehatan
(dan medis) merupakan bidang yang bersifat information-intensive, akan
tetapi adopsi teknologi komputer relatif tertinggal. Sebagai contoh,
ketika transaksi finansial secara elektronik sudah menjadi salah satu
prosedur standar dalam dunia perbankan, sebagian besar rumah sakit di
Indonesia baru dalam tahap perencanaan pengembangan billing system.
Meskipun rumah sakit dikenal sebagai organisasi yang padat modal-padat
karya, tetapi investasi teknologi informasi masih merupakan bagian
kecil. Di AS, negara yang relatif maju baik dari sisi anggaran kesehatan
maupun teknologi informasi komputer, rumah sakit rata-rata hanya
menginvestasinya 2% untuk teknologi informasi.
Di sisi yang lain, masyarakat menyadari bahwa teknologi komputer
merupakan salah satu tool penting dalam peradaban manusia untuk
mengatasi (sebagian) masalah derasnya arus informasi. Teknologi
informasi dan komunikasi komputer saat ini adalah bagian penting dalam
manajemen informasi. Di dunia medis, dengan perkembangan pengetahuan
yang begitu cepat (kurang lebih 750.000 artikel terbaru di jurnal
kedokteran dipublikasikan tiap tahun), dokter akan cepat tertinggal
jika tidak memanfaatkan berbagai tool untuk mengudapte perkembangan
terbaru. Selain memiliki potensi dalam memfilter data dan mengolah
menjadi informasi, TI mampu menyimpannya dengan jumlah kapasitas jauh
lebih banyak dari cara-cara manual. Konvergensi dengan teknologi
komunikasi juga memungkinkan data kesehatan di-share secara mudah dan
cepat. Disamping itu, teknologi memiliki karakteristik perkembangan
yang sangat cepat. Setiap dua tahun, akan muncul produk baru dengan
kemampuan pengolahan yang dua kali lebih cepat dan kapasitas
penyimpanan dua kali lebih besar serta berbagai aplikasi inovatif
terbaru. Dengan berbagai potensinya ini, adalah naif apabila manajemen
informasi kesehatan di rumah sakit tidak memberikan perhatian istimewa.
Artikel ini secara khusus akan membahas perkembangan teknologi
informasi untuk mendukung manajemen rekam medis secara lebih efektif
dan efisien. Tulisan ini akan dimulai dengan berbagai contoh aplikasi
teknologi informasi, faktor yang mempengaruhi keberhasilan serta
refleksi bagi komunitas rekam medis.
Komputer banyak berperan membantu di dunia kesehatan antara lain :
- adminstrasi
- obat-obatan
- penyakit → diagnostik, terapi, perawatan (monitoring status pasien)
- Penelitian
Pelayanan kesehatan berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
komputer, atau yang biasa disebut sebagai e-Health, tengah mendapat
banyak perhatian dunia. Terutama disebabkan oleh janji dan peluang bahwa
teknologi mampu meningkatkan kualitas kehidupan manusia. Tulisan ini
mencoba mengulas bagaimana sebenarnya e-Health tersebut dan bagaimana
implikasi teknologi dalam meningkatkan pelayanan kesehatan.
Pengertian e-Health sendiri secara luas dapat bermakna bidang
pengetahuan baru yang merupakan persilangan dari informasi medis,
kesehatan public, dan usaha, berkaitan dengan jasa pelayanan dan
informasi kesehatan yang dipertukarkan atau ditingkatkan melalui
saluran internet dan teknologi berkaitan dengannya (Gunter Eysenbach, J
Med Internet Res 2001; 3(2): e20).
Dalam pengertian lebih luas, e-Health dapat diartikan sebagai tidak
hanya pengembangan teknologi pelayanan kesehatan, namun juga mencakup
pengembangan sikap, perilaku, komitmen, dan tata cara berpikir untuk
mengembangkan pelayanan kesehatan dengan menggunakan teknologi
informasi dan komunikasi.
Mengapa e-Health perlu dilaksanakan?
Di seluruh dunia, terjadi peningkatan biaya pelayanan kesehatan. Banyak
orang tidak mendapat kesempatan bagi pelayanan kesehatan yang lebih
baik. Catatan kesehatan yang masih mengandalkan dokumen kertas banyak
menimbulkan kesalahan dan mengurangi produktivitas layanan.
Walau demikian, patut diakui terdapat juga kenaikan pelayanan kesehatan
di masyarakat, yang memberikan peluang kehidupan yang lebih baik,
namun juga berarti terdapatkan golongan masyarakat manula (manusia usia
lanjut) yang lebih besar. Pada umumnya manula juga memerlukan layanan
kesehatan yang lebih besar dibandingkan usia produktif.
Bagi pemerintah di tingkat lokal maupun pusat juga mendapat tantangan
untuk menanggulangi meningkatkan biaya pelayanan kesehatan,
meningkatkan akses dan kualitas pelayanan. Selain itu, mereka juga
bertanggungjawab terhadap pemantauan kesehatan umum dan kemungkinan
penyebaran penyakit menular tertentu.
Mengembangkan layanan e-Health akan membantu pihak-pihak penyedia
layanan kesehatan termasuk pemerintah untuk mencapai hal tersebut di
atas. E-Health akan memberikan kesempatan kepada semua pihak untuk
melakukan kolaborasi, pengumpulan dan analisa data kesehatan yang
melampaui batasan fisik dan waktu.
Sebagai contoh, e-Health dapat diterapkan untuk membantu pemerintah
mengembangkan program yang membantu dokter, perawat, dan tenaga
kesehatan lainnya saling bertukar infomasi secara elektronik, mengambil
data rekam medis pasien kapan dan dimana diperlukan, dan melakukan
kolaborasi dengan memberi layanan jasa kesehatan lainnya secara real
time melalui internet. Layanan kesehatan seperti ini akan memberikan
banyak sekali penghematan dari sisi biaya dokumen dan administrasi
layanan dan memberikan keuntungan pemberian keputusan layanan kesehatan
yang terbaik kepada pasien dengan lebih cepat.
Pemberi layanan jasa kesehatan, seperti dokter dan rumah sakit, juga
dapat mengembangkan layanan jasa kesehatan berbasis internet. Program
Dokter Keluarga yang tengah diperkenalkan oleh Ikatan Dokter Indonesia
(IDI) misalnya; berupaya untuk mengembangkan konsep dokter sebagai
pengelola data kesehatan masyarakat. Tujuan program dokter keluarga
adalah memberikan peranan lebih besar kepada dokter untuk menjaga
kesehatan masyarakat, ketimbang untuk mengobati. Dengan memanfaatkan
basis data kesehatan masyarakat yang dilayaninya, seorang dokter
keluarga dapat menentukan program kesehatan apa yang paling tepat untuk
masyakarat tersebut. Karena dengan melakukan analisa data kesehatan
masyakarat, dapat diketahui pola dan kecenderungan penyakit yang
mungkin terjadi dan dapat dilakukan analisa sebab dan akibat. Untuk
itulah dalam program dokter keluarga, komputer dikatakan sebagai
stetoskop kedua para dokter.
Data kesehatan masyarakat dalam kelompok-kelompok kecil dapat
dikumpulkan dan dianalisa menjadi data kesehatan masyarakat yang lebih
luas untuk mencerminkan pola kesehatan secara regional maupun nasional.
Peranan komputer dalam mengelola dan melakukan pertukaran data
kesehatan melalui internet menjadi sangat vital dalam menyelenggarakan
e-Health. Karena data kesehatan tidak hanya berupa teks, bahkan bisa
merupakan data gambar, suara, dan multimedia lainnya. Diperlukan
komputer yang memiliki kemampuan proses yang tinggi untuk dapat
mengolah data yang ada menjadi informasi yang berharga bagi suatu
keputusan layanan kesehatan. Komputer dengan multi-inti dan ukuran
cache yang besar, seperti yang berbasis pada prosesor Intel Core 2 Duo
adalah antara lain yang disarankan sebagai komputer bagi penyedia jasa
layanan kesehatan.
Pertukaran jasa layanan kesehatan melalui internet juga harus didukung
oleh infrastruktur komunikasi pita lebar. Sekali lagi alasannya karena
data yang dipertukarkan tidak hanya berupa teks, tetapi berupa data
multimedia.
Pada akhirnya, pelayanan jasa kesehatan dengan TIK, atau e-Health
memerlukan komitmen dari penyelenggara jasa kesehatan untuk melakukan
modernisasi dari perangkat dan infrastruktur yang digunakannya. Dalam
tahapan awal, memang hal tersebut akan merupakan investasi dari sisi
biaya, namun dalam tahapan berkelanjutan, penerapan e-Health akan
memberikan keuntungan dari penghematan biaya-biaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar